ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Sejarah baru urung tercipta di final DFB Pokal 2024-25. Arminia Bielefeld gagal menjadi klub pertama dari Divisi III yang menjuarai ajang ini setelah takluk 2-4 dari VfB Stuttgart pada laga yang berlangsung di Stadion Olimpiade, Berlin, Minggu (25/5/2025) dini hari WIB.
Bielefeld yang pada semifinal menyingkirkan sang juara bertahan, Bayer Leverkusen, pada akhirnya hanya menyamai prestasi Hertha Berlin Amatir pada 1992-93, Energie Cottbus (1996-97), dan 1.FC Union Berlin (2000-01) dengan menjadi runner-up. Tak seperti pada babak-babak sebelumnya, Die Blauen tak berdaya di laga final.
Menghadapi klub Divisi III, Stuttgart langsung tampil menekan pada laga final DFB Pokal 2024-25. Mereka pun mampu unggul 3-0 dalam waktu 28 menit. Sepanjang sejarah, itulah kali pertama sebuah klub bisa unggul 3 gol dalam waktu secepat itu pada final DFB Pokal. Ketiga gol itu pun tercipta pada rentang 13 menit, yakni dari menit ke-15 hingga 28.

Nick Woltemade membuka skor saat laga berjalan 15 menit. Memanfaatkan umpan terobosan Angelo Stiller, striker jangkung itu meleset ke kotak penalti, lalu menaklukkan kiper Jonas Kersken dengan tembakan akurat ke tiang jauh. Die Schwaben menambah gol pada menit ke-22. Melalui serangan balik, Deniz Undav memberikan umpan pendek di depan Kersken yang diselesaikan dengan baik oleh Enzo Millot.
Pada menit ke-28, giliran Undav yang mencetak gol. Lagi-lagi, assist dibuat oleh Stiller yang dengan cerdik memberikan umpan terobosan. Keunggulan tim asuhan Sebastian Hoeness makin bertambah setelah Millot membukukan gol keduanya pada menit ke-66. Adapun dua gol balasan Bielefeld baru tercipta pada menit ke-82 melalui Julian Kania dan bunuh diri Josha Vagnomal pada menit ke-85.

Kemenangan Ke-4 di Final DFB Pokal
Bagi VfB Stuttgart, kemenangan atas Arminia Bielefeld musim ini adalah kemenangan ke-4 dari 7 penampilan di final DFB Pokal. Tiga kesuksesan lain dibuat pada 1953-54, 1957-58, dan 1996-97. Menariknya, kemenangan terakhir juga diraih atas tim Divisi III. Ketika itu, Die Schwaben menang 2-0 atas Energie Cottbus.
Setelah kemenangan pada 1996-97, Stuttgart sebetulnya sempat 2 kali lolos ke final, yakni pada musim 2006-07 dan 2012-13. Namun, mereka gagal juara. Mereka sama-sama kalah 2-3 pada dua final itu. Bedanya, Die Schwaben takluk lewat perpanjangan waktu dari 1.FC Nuernberg pada 2006-07, sedangkan pada 2012-13 ditaklukkan Bayern Munich dalam waktu 90 menit.

Kemenangan Stuttgart di ajang DFB Pokal musim ini juga disempurnakan oleh kesuksesan Nick Woltemade tampil sebagai top scorer. Dari babak awal hingga final, striker yang baru mendapat panggilan bergabung dengan timnas Jerman itu membukukan 5 gol. Satu-satunya laga tanpa golnya adalah saat melawan FC Augsburg. Itu pun karena dia absen gara-gara cedera.
Kali terakhir Stuttgart menempatkan pemainnya di puncak daftar pemain tersubur di DFB Pokal adalah pada musim 2007-08. Kala itu, Mario Gomez tampil sebagai top scorer dengan torehan 6 gol. Gomez meneruskan Cacau yang musim sebelumnya juga jadi pemain tersubur dengan 5 gol.
Prestasi itu terbilang mengejutkan karena Woltemade sebelumnya tak bersinar bersama SV Werder Bremen. Pada awal musim, dia pun hanya diproyeksi sebagai pelapis bagi Deniz Undav dan Ermedin Demirovic. Tak dinyana, dia mampu menorehkan 17 gol sepanjang musim di semua ajang. Itu sama dengan torehan Demirovic dan 4 gol lebih banyak dari Undav.
