ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Paris Saint-Germain akan menghadapi Inter Milan pada final Liga Champions 2024-25, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB. Namun, Les Parisiens ternyata tak mendapatkan dukungan penuh dari publik sepak bola Prancis. Buktinya, Olympique Marseille, sang rival utama, tetap memberikan doa buruk bagi PSG.
Sebagai musuh bebuyutan, Marseille tetap menunjukkan ketidaksukaan kepada PSG. Hal itu tercermin dari perkataan Direktur Olahraga Medhi Benatia saat ditanya soal final Liga Champions yang menautkan PSG dengan Inter. Pada dasarnya, dia mendua, tapi akhirnya tetap berharap Les Parisiens tak tampil sebagai juara.

“Mungkin saya akan datang ke stadion (Allianz Arena). Saya sangat respek kepada (Presiden PSG) Nasser Al-Khelaifi. Namun, di sisi lain, ada Beppe Marotta, presiden yang membuat saya meneken kontrak dengan Juventus dan dia adalah orang luar biasa. Saya bertemu dia pekan lalu,” urai Medhi Benatia seperti dikutip Football5Star.net dari RMC Sport.
Benatia lantas melontarkan doa buruk bagi Paris Saint-Germain. “Saya tak dapat mengatakan siapa yang saya dukung. Namun, sebagai orang OM, ada satu hal yang membuat kami unik. Kami masih jadi satu-satunya klub Prancis yang pernah menjuarai Liga Champions, Saya ingin itu tetap sama pada September nanti. Sesederhana itu,” ujar eks bek Bayern Munich itu.

Kesempatan Kedua Paris Saint-Germain
Hingga saat ini, Olympique Marseille memang masih jadi satu-satunya klub Prancis yang pernah menjuarai Liga Champions. OM tampil sebagai juara pada musim 1992-93 dengan mengalahkan AC Milan pada laga final. Les Pocheens menang 1-0 berkat gol yang dicetak oleh Basile Boli lewat sundulannya.
Bagi Paris Saint-Germain, final musim ini adalah kesempatan kedua yang didapatkan untuk menyamai prestasi sang musuh bebuyutan. Sebelumnya, mereka juga lolos ke final pada musim 2019-20. Akan tetapi, tim yang kala itu dilatih Thomas Tuchel takluk 0-1 dari Bayern Munich gara-gara gol tunggal sundulan Kingsley Coman.

Secara keseluruhan, baru ada 4 klub Prancis yang mampu lolos ke final Liga Champions. Selain Marseille dan PSG yang sama-sama dua kali melakukan hal itu, ada Stade de Reims yang melaju ke final musim 1955-56 dan 1958-59. Pada dua kesempatan itu, Reims dikalahkan tim yang sama, yakni Real Madrid.
Lalu, ada AS Saint-Etienne dan AS Monaco. Kedua klub itu sama-sama sekali lolos ke partai puncak Liga Champions. St-Etienne kalah 0-1 dari Bayern Munich pada final musim 1975-76, sedangkan Monaco digasak 0-3 oleh FC Porto asuhan Jose Mourinho pada final Liga Champions 2003-04.
