Warning: session_start(): open(/home/bolaxp/public_html/src/var/sessions/sess_85ec7c6c58ee91d66f2d6d63d9a2e553, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/bolaxp/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/bolaxp/public_html/src/var/sessions) in /home/bolaxp/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Polisi di Kentucky AS Ditangkap Usai Tembak Hakim hingga Tewas - Bolaxp

Polisi di Kentucky AS Ditangkap Usai Tembak Hakim hingga Tewas

3 months ago 20
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Seorang polisi bernama Mickey Stines ditangkap di Kentucky, Amerika Serikat (AS). Dia diduga menembak seorang hakim pengadilan di distrik Kentucky bagian selatan hingga tewas.

Dilansir AFP, Jumat (20/9/2024), surat kabar Louisville Courier Journal melaporkan Stines menembak seorang hakim di gedung pengadilan Letcher County. Stasiun televisi lokal WKYT melaporkan Stines dituduh menembak hakim Kevin Mullins di kantornya.

Gubernur Kentucky Andy Beshear membenarkan penembakan tersebut dalam sebuah postingan di X. Dia mengaku sedih atas kabar tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedihnya, saya diberitahu bahwa seorang hakim distrik di Letcher County ditembak dan dibunuh di ruangannya sore ini," kata Beshear.

"Ada terlalu banyak kekerasan di dunia ini, dan saya berdoa ada jalan menuju masa depan yang lebih baik," imbuhnya.

Diketahui, kekerasan dengan senjata biasa terjadi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah senjata api lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya.

Awal bulan ini, seorang pria menembak dan melukai lima orang di jalan raya Kentucky. Mayat pria bersenjata itu ditemukan Rabu setelah perburuan selama 10 hari.

Meskipun jajak pendapat menunjukkan masyarakat Amerika lebih menyukai pembatasan kepemilikan senjata, lobi hak kepemilikan senjata yang kuat, perlindungan konstitusional, dan budaya yang penuh semangat seputar kepemilikan senjata api menunjukkan bahwa upaya untuk membatasi hak kepemilikan senjata selalu menemui perlawanan politik yang keras.

(zap/idn)

Read Entire Article