Antonio Conte: Tekanan untuk Raih Scudetto Ada di Inter

Football5Star.net, Indonesia – Pelatih Napoli, Antonio Conte meyakini bahwa tekanan untuk raih Scudetto lebih ada di Inter. Dan Conte justru senang jika timnya mendapatkan tekanan untuk raih Scudetto.

Kemenangan Inter melawan Cagliari 3-1 membuat Napoli wajib mengalahkan Empoli untuk menjaga selisih tetap 3 poin (15/4/25). Conte meyakini Inter menjadi tim yang tertekan dalam perburuan Scudetto ini.

Football Italia

“Kami adalah lawan langsung Inter dan akan mencoba melakukan sesuatu yang luar biasa, untuk memberi tekanan kepada mereka,” ucap Conte seperti dilansir Football5Star dari Football Italia.

“Itu artinya kami bermain sangat baik, dalam situasi di mana kami diminta untuk melampaui kemampuan kami demi mengimbangi tim yang terbukti mampu memenangkan segalanya di Eropa.

“Ini tekanan yang bagus, ada antusiasme di antara para fans, impian untuk bersaing memperebutkan Scudetto membakar semangat mereka. Kami pantas mendapatkan tekanan ini, pertarungan menegangkan ini, dan kami juga harus menikmati perjuangan untuk sesuatu yang penting.

“Para fans dapat merasakan bahwa tim melampaui batasannya dan itu patut diapresiasi.”

Antonio Conte: Paruh Kedua Musim Lebih Sulit

Football Italia

Conte meyakini bahwa paruh kedua musim akan lebih sulit karena banyak tim berjuang untuk meraih sesuatu, salah satunya adalah lawan mereka selanjutnya Empoli yang sedang berjuang di pertarungan degradasi.

“Ada bahaya dalam setiap pertandingan, karena mulai sekarang hingga akhir musim, setiap tim memiliki tujuan yang harus dicapai, entah itu berjuang untuk bertahan, tempat di Eropa, atau Scudetto,” ujar Conte.

“Kami cukup konsisten musim ini, ada beberapa periode di mana kami meraih kemenangan beruntun, tetapi faktanya kami berada di sana, yang berarti perjalanan kami sangat bagus.

“Empoli akan datang ke sini dengan tekad kuat, jadi ini adalah pertandingan yang sangat sulit, karena setiap poin dapat menjadi pembeda antara bertahan dan terdegradasi pada tahap ini.

“Selalu lebih sulit di paruh kedua musim, karena ada lebih banyak pemikiran strategis, permainannya kurang terbuka. Kami semua telah mempelajari satu sama lain dengan saksama pada titik ini.”