Merekrut Orang Dibalik Double Winner Barcelona, Timnas Indonesia Naik Level!

1 month ago 40
ARTICLE AD BOX

Di tengah berita buruk kasus korupsi Pertamax yang dioplos oleh Pertamina sendiri, dan sederet berita buruk lainnya tentang pemerintah Indonesia, akhirnya muncul juga kabar yang menggembirakan seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja kabar kedatangan anak Johan Cruyff, yakni Jordi Cruyff yang bakal jadi bagian dari kepelatihan Timnas Indonesia.

Jordi Cruyff punya prestasi yang luar biasa saat dirinya jadi bagian dari raksasa Eropa, Barcelona. Anak Johan Cruyff itu merupakan sosok di balik suksesnya Blaugrana dalam meraih salah satu trofi La Liga. Kehadiran Jordi Cruyff setidaknya bikin tagar Indonesia Gelap sedikit cerah, lah, ya.

Yang menarik, penasihat strategis timnas Indonesia ini juga ternyata dalang di balik munculnya wonderkid Barcelona, Lamine Yamal. Ya, berkat Jordi Cruyff, Lamine Yamal muncul ke permukaan. Lantas apa yang akan ia lakukan nanti di Timnas Indonesia? Benarkah ia akan membawa serta filosofi sepak bola ala Barcelona ke Timnas Indonesia.

Jadi Pemain Barcelona

Jordi Cruyff lahir pada 9 Februari 1974 di Amsterdam. Ketika Cruyff Junior remaja, dia masuk ke akademi Ajax Amsterdam. Selang dua tahun belajar basic sepakbola di Ajax, Jordi menyusul bapaknya di Barcelona.

Jordi Cruyff masuk ke akademi La Masia pada 1 Juli 1990. Karena usianya sudah 16 tahun, dia masuk dalam skuad Barca U-16. Di sana dia berjuang untuk mendapatkan tempat sebagai pemain junior Barca.

Anak dari Johan Cruyff itu melewati pendidikan sepakbola berjenjang. Cruyff Junior sempat masuk ke tim utama di Barca U-18, U-19, hingga Barcelona B. Hingga pada akhirnya diangkut oleh ayahnya yang jadi manajer Barcelona untuk main di tim utama senior.

Selamat bergabung, Jordi Cruyff 🤝

Selengkapnya di https://t.co/6kXGCJy9df đź“–

‣ #PSSI pic.twitter.com/KjPVOAKYPf

— PSSI (@PSSI) February 25, 2025

Sebagai anak seorang pemain legendaris, tentu saja Jordi sempat menorehkan prestasi untuk Blaugrana. Melansir dari Transfermarket, Jordi Cruyff sempat membawa Barcelona menjuarai Supercopa de Espana alias Piala Super Spanyol musim 1994/95. Namun musim panas 1996, Cruyff Junior meninggalkan Camp Nou dan pergi ke Old Trafford.

Pindah ke Manchester United

Cruyff Junior tak bertahan lama ketika ayahnya benar-benar dipecat Barcelona. Johan Cruyff dipecat setelah berselisih hebat dengan presiden klub saat itu, Josep Lluís Núñez. Jadilah Jordi Cruyff kehilangan sosok yang kuat di Barcelona. Akhirnya ia pun memilih Manchester United sebagai naungan barunya pada 1996.

Kala itu Alex Ferguson menyatakan minatnya terhadap anak Johan Cruyff. Manajer legendaris Setan Merah itu melihat ada potensi yang tersimpan pada diri Jordi Cruyff. Fergie berharap Jordi Cruyff juga mewarisi kehebatan ayahnya sebagai pesepakbola.

Jordi Cruyff bermain sebagai gelandang serang. Fergie sempat memasang Cruyff dengan Ryan Giggs di Manchester United. Namun Jordi Cruyff sering mengalami cedera. Hal ini membuat sang manajer tak memasukkannya ke dalam skuad. Bahkan ia sempat dipinjamkan ke Celta Vigo.

Lalu pada 11 Juli 2000, Sir Alex Ferguson justru melepas Jordi Cruyff ke Alaves. Jadi, total Jordi bermain 58 kali selama 4 musim di Manchester United. Ia berhasil mencetak 8 gol dan 4 assist. Setelah tak di MU, tak ada lagi klub raksasa yang dibela Jordi. Ia hanya berseragam klub-klub seperti Alaves, Espanyol, Metalurh Donetsk, dan berakhir di Valletta, klub asal Malta.

Memulai Karir jadi Asisten Pelatih

Peruntungan terakhir Jordi Cruyff di Valletta bisa dikatakan titik baliknya. Sebab Jordi sempat menganggur setahun. Sebelum pada usianya yang ke-35, dirinya bergabung ke Valletta FC pada musim 2009/10.

Kali ini dia tak cuma jadi pemain, tapi sekaligus asisten pelatih. Presiden klub Victor Sciriha menjadikan Jordi sebagai asisten manajer sementara Valletta FC. Ia membantu Nicky Saliba yang menjadi manajer tim sementara.

Sementara itu, pelatih asal Belanda Ton Caanen jadi pembimbing mereka. Dari sinilah anak legendaris sepakbola itu menunjukkan kemampuannya. Jordi Cruyff membawa Valetta menjuarai Piala Malta pada musim 2009/10.

Jordi Cruyff begitu dibanggakan di Valletta. Berkat dirinya, Valetta punya kans untuk lolos babak kualifikasi Piala UEFA pada 2009. Ia pun begitu dibanggkan karena berhasil membawa Valletta juara.

Genap semusim Jordi menjalani transisi karir dari pemain sepakbola ke kepelatihan. Ia merasa cukup di Valletta dan melanjutkan pengembaraannya di klub lain. Peran yang ia mainkan di sebuah klub sebagai penasihat strategis dan manajer.

Kembali ke Barcelona

Jordi Cruyff sudah kenyang pengalaman dengan melatih beberapa klub di beberapa negara. Di antaranya Maccabi Tel Aviv di Israel, AEK Larnaca di Siprus, dan dua klub di Tiongkok, CQ Dangdai dan Shenzhen FC. Akhirnya dari beragam klub itu, dia kembali juga ke Barcelona.

Saat itu manajemen Barca sedang melakukan restrukturisasi. Selama masa restrukturisasi, manajemen Barca menghubungi anak dari Johan Cruyff yang pernah jadi pemain dan pelatih itu. Kabar itu sudah mengemuka sejak 3 Juni 2021.

Mantan pemain 90-an itu akhirnya benar-benar jadi penasihat strategis Blaugrana pada 1 Agustus 2021. Sejak saat itu, Jordi Cruyff jadi bagian dari restrukturisasi yang dilakukan Barcelona. Cruyff punya tugas penting, yaitu mengembalikan tim ke jalan yang benar. Maka untuk menciptakan stabilitas dan kemajuan di Barca, Cruyff segera menyusun rencana.

Merekrut Xavi Hernandez

Akhirnya setahun kemudian Jordi Cruyff jadi direktur olahraga Barcelona. Jelas untuk mendukung rencana Jordi, dia butuh sosok lain. Nah, sosok lain tersebut adalah Xavi Hernandez.

Mantan gelandang kesayangan Pep Guardiola itu diincar Jordi untuk menduduki manajer Barca. Salah satu alasan yang paling mungkin adalah, karena Xavi mewarisi DNA permainan Cruyff. Dia begitu lekat dengan Pep yang menerapkan gaya permainan yang diperkenalkan ayah Jordi di Barcelona.

Menurut Jordi, Xavi dipandang cocok untuk mengembalikan DNA Barcelona yang mulai pudar. Apalagi tiki-taka Xavi sudah memberi kesan luar biasa di Al-Sadd. Jadilah Xavi ditunjuk Presiden Joan Laporta. Eks gelandang Barca itu akhirnya menerima tawaran pekerjaan sebagai manajer Barca pada 6 November 2021.

Musim pertama Xavi memang belum menorehkan prestasi. Barca belum mampu menggeser El Real di posisi teratas La Liga. Karena proyek restrukturisasi Jordi belum usai, Xavi tetap bertahan di Barcelona.

Merencanakan Merekrut Pemain Baru

Pra musim 2022/23, Barca masih berpikir keras bagaimana mengembalikan performanya di La Liga. Sebagai direktur olahraga, Jordi Cruyff bekerja sama dengan Xavi dan Mateu Alemany, mencoba merekrut beberapa pemain baru. Tentu saja untuk meningkatkan kedalaman skuad.

Di tengah masalah finansial yang menjerat, manajemen Barca memutuskan untuk tetap aktif di bursa transfer. Tim asal Catalan itu mengincar sejumlah pemain berkelas. Ada sepuluh pemain yang jadi incaran Jordi Cruyff cs.

Manajemen bergerak aktif untuk merekrut Rapinha, Jules Kounde, dan Robert Lewandowski yang masuk tiga pemain termahal yang direkrut Blaugrana. Raphinha didatangkan dari Leeds sebesar 71 Juta euro, Kounde 60 juta Euro dari Sevilla, dan Lewandowski 45 juta euro dari Munchen.

Alhasil, hutang Barcelona makin menumpuk. Barca harus menanggung hutang sebanyak 89 juta euro dalam jangka pendek. Sebab manajemen Barca membayar pemain termahal melalui skema kredit atau dicicil. Sementara total hutang Barca mencapai 207 juta euro (Rp 3,4 triliun).

Tapi pengorbanan finansial yang dilakukan membawa hasil. Robert Lewandowski dan Raphinha tampil konsisten sampai akhir musim. Mereka berhasil membawa Barca juara La Liga musim itu.

Menemukan Lamine Yamal

Juaranya Barca di La Liga musim itu juga menelurkan sosok wonderkid idaman para decul. Ya, dia adalah Lamine Yamal. Yamal yang memulai debutnya di La Liga saat menghadapi Real Betis merupakan hasil temuan Jordi Cruyff. Bocah itu sudah disaksikan Jordi dan Xavi kala diberikan kesempatan berlatih bersama tim senior.

Saat itu, Xavi ingin sekali memberi debut pada Yamal secepatnya. Tapi Jordi Cruyff meminta Xavi menunda debut Yamal. Bukan karena Yamal tak layak. Di mata Jordi, Yamal adalah bakat yang luar biasa. Jordi hanya mau Yamal diikat terlebih dahulu dengan kontrak di tim utama sebelum menjalani debutnya.

Cruyff: “Go out there and have fun.”

Lamine Yamal: pic.twitter.com/pA90BTxXVH

— FC Barcelona (@FCBarcelona) May 13, 2024

Singkat cerita Yamal pun dikontrak Barcelona dan melakoni debutnya di laga melawan Real Betis di La Liga. Di laga itu, Yamal sekaligus menjadi pemain termuda yang pernah membela Barcelona di La Liga. Usianya kala itu masih 15 tahun 9 bulan 16 hari.

Kini kita semua tahu, Yamal adalah talenta menjanjikan. Di usianya yang masih sangat muda, Yamal bahkan turut mengantarkan Spanyol juara di Piala Eropa 2024 lalu.

Kedekatan dengan Patrick Kluivert

Selepas Xavi dipecat, manajemen Barcelona sempat menawari Jordi Cruyff untuk jadi manajer. Namun ia menolak dan memilih menganggur. Hingga akhirnya datang tawaran dari Patrick Kluivert untuk jadi bagian dari Timnas Indonesia.

Patrick dan Jordi memang tak pernah satu tim bareng meski keduanya sama-sama pernah main di Ajax dan Barcelona. Jordi lebih dulu masuk Barcelona pada 1990. Sementara Patrick baru masuk Ajax pada 1991. Namun begitu keduanya saling mengenal sebagai mantan pemain Barcelona dan juga rekan pelatih Belanda.

Patrick pun merekomendasikan Jordi Cruyff untuk mengisi posisi penasihat teknis di Timnas Indonesia. Sebab Jordi sudah cukup sukses membawa Barcelona mencapai kesuksesan saat jadi direktur olahraga. Bekal itu cukup bagi dirinya untuk mengambil pekerjaan tersebut.

Direkrut Erick Thohir

Jordi Cruyff sangat menyukai tantangan baru. Dia punya mimpi untuk bisa bekerja di benua baru dengan budaya yang sama sekali berbeda dengan Eropa. Dan, ya, mimpi sederhana itu terwujud ketika dirinya ditunjuk Erick Thohir untuk jadi technical advisor alias penasehat teknis Timnas Garuda.

🇮🇩 Jordi Cruyff Joins Indonesia as Technical Advisor! 🇮🇩⚽

Former Barcelona director and Dutch football figure Jordi Cruyff has officially taken on the role of technical director for the Indonesia national team.#PSSI pic.twitter.com/PpfYyHBrVd

— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) February 25, 2025

Jordi Cruyff merasa tertantang untuk memperbaiki sepakbola Indonesia. Ia pun menerima tawaran Erick Thohir yang sedang mencari penasihat teknis Timnas Indonesia. Sementara Erick Thohir pun tak meragukan kapasitas Jordi.

“Pengalamannya sebagai pemain dan pelatih akan sangat penting untuk membangun masa depan sepak bola Indonesia,” kata Erick Thohir dikutip dari Barrons.

Menurut Erick Thohir, penasihat strategis berusia 51 tahun itu akan datang bersama Patrick awal bulan Maret mendatang. PSSI menugasi Jordi untuk memberi arahan dan masukan kepada para pelatih Timnas Indonesia di segala jenjang usia, termasuk senior. Namun arahan dari Jordi tak wajib dipatuhi oleh para pelatih timnas, termasuk Patrick Kluivert, karena sifatnya cuma memberi masukan.

Selain itu, Jordi Cruyff juga akan membantu PSSI mencarikan direktur teknik. Nantinya, setelah posisi dirtek terisi, Jordi akan bekerja sama dengan sang dirtek untuk merumuskan arah sepak bola Indonesia. Itu mencangkup perkembangan di ranah akar rumput, metode pelatihan, karier pemain elit, hingga pengembangan teknis secara keseluruhan.

Jordi Cruyff akan lebih banyak berkoordinasi dengan Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji. PSSI sendiri belakangan mengaku kesulitan merekrut individu yang tepat untuk Timnas Indonesia. Apalagi untuk posisi dirtek.

Keberadaan Jordi Cruyff sebagai penasehat teknis, tak lebih juga untuk memoles citra Timnas Indonesia maupun PSSI agar bisa menarik sosok-sosok luar biasa yang nantinya, bakal mengisi posisi yang dulunya ditempati Indra Sjafri tersebut.

Menarik untuk disimak kolaborasi sinergis dari Jordi Cruyff dan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia nanti. Akankah Timnas Indonesia makin tampil maksimal di babak kualifikasi Piala Dunia 2026?

Barcablaugranes, Goal, Foxsport, UEFA, vfcdemo, Footbom, Coachvoice, SportSIndo, Cruyff academy, Independent.

The post Merekrut Orang Dibalik Double Winner Barcelona, Timnas Indonesia Naik Level! appeared first on Starting Eleven.

Read Entire Article