Bayern Munich Berharap Miracle of Milan

17 hours ago 6
ARTICLE AD BOX

Football5Star.net, Indonesia – Kalah 1-2 pada leg I di kandang sendiri, Bayern Munich memanggul misi sulit dalam lawatan ke markas Inter Milan pada leg II perempat final Liga Champions 2024-25. Jika di Allianz Arena saja kalah, bisa apa tim asuhan Vincent Kompany di Giuseppe Meazza nanti?

Misi kian berat karena Bayern masih tak diperkuat sejumlah pilar yang cedera. Alphonso Davies, Jamal Musiala, dan Dayot Upamecano belum pulih, sementara Manuel Neuer pun masih mengalami masalah meskipun sudah mulai mengikuti sesi latihan tim dalam beberapa hari terakhir.

Vincent Kompany pada konferensi pers jelang Inter Milan vs Bayern Munich.Getty Images

Tanpa skuad terbaik, tak dapat disangkal, Bayern Munich butuh keajaiban pada laga di San Siro, Kamis (17/4/2025) dini hari nanti. Secara implisit, itu juga diakui Kompany dalam konferensi pers jelang pertandingan. “Semoga saja, kami akan mendapatkan malam sangat spesial,” kata dia seperti dikutip Football5Star.net dari Sport1.

Sekitar 37 tahun lalu, tepatnya pada 7 Desember 1988, Bayern pernah merasakan malam sangat istimewa itu di San Siro. Ketika itu, pada leg II babak 16 besar Piala UEFA, mereka melakukan remontada dengan menang 3-1. Hasil itu membawa mereka lolos ke perempat final meskipun kalah 0-2 pada leg I di kandang sendiri, Stadion Olimpiade.

Promo Football5star 2

Miracle of Milan

Kemenangan 3-1 di San Siro itu termasuk salah satu momen paling dikenang Bayern Munich. Mereka menyebutnya Wunder von Mailand yang dalam bahasa Inggris adalah Miracle of Milan. Pasalnya, membalikkan keadaan di kandang Inter Milan kala itu tak ubahnya misi mustahil.

“Tentu saja, kami datang ke Milan dengan sejumput harapan. Namun, Italia saat itu adalah pemimpin sepak bola dunia dan Inter adalah pemimpin di Italia,” kata Olaf Thon saat mengisahkan pertandingan legendaris di San Siro itu dalam sebuah artikel di laman resmi Bayern pada 2022.

Bayern Munich vs Inter Milan pada Miracle of Milan.fcbayern.com

Klaus Augenthaler yang kala itu menjadi kapten tim juga tak terlalu berharap akan ada keajaiban di San Siro. “Kami tentu saja menyemangati satu sama lain, tapi itu hanyalah kata-kata kosong. Pada keyantaannya, kami semua hanya ingin mengakhiri pertandingan dengan tetap punya martabat,” ujar dia.

Tak dinyana, Bayern Munich mampu mewujudkan Miracle of Milan. Roland Wohlfarth mencocor bola muntah dari kiper Walter Zenga yang menepis sundulan Thon pada menit ke-33. Hanya 4 menit berselang, Augenthaler menggandakan keunggulan. Lalu, pada menit ke-41, Juergen Wegmann menjadikan skor 3-0. Inter kemudian hanya bisa membalas lewat gol Aldo Serena tepat sebelum babak pertama usai.

Suntikan Semangat

Menurut Olaf Thon, faktor psikologis sangat menentukan dalam terwujudnya Miracle of Milan itu. Sadar para pemain mengalami krisis kepercayaan diri jelang lawatan ke Italia, Manajer Uli Hoeness dan pelatih Jupp Heynckes menyuntikkan motivasi lewat pidato berapi-api di depan mereka.

“Sebelum pertandingan, Jupp Heynckes dan Uli Hoeness memberikan pidato berapi-api untuk lebih memotivasi kami. Saya secara khusus inhay pidato Uli yang luar biasa. Dia mengiming-imingi kami bonus ganda,” ujar Thon mengenang situasi di tim sebelum pertandingan.

Uli Hoeness dan Jupp Heynckes di bangku cadangan Bayern Munich.Getty Images

Di depan para wartawan pada sesi konferensi pers, Heynckes bahkan melontarkan kata-kata yang menyengat. “Kami akan menebus kesalahan dan tak akan lengah. Inter bukanlah tim besar. Jika kami mencetak gol cepat, mereka akan gemetar,” ucap Heynckes melontarkan psywar.

Sementara itu, Klaus Augenthaler menyoroti faktor lain, yakni fokus lawan yang terpecah. “Saya pikir mereka secara mental telah beralih dari laga babak 16 besar itu. Mereka juga akan menjalani derbi melawan AC Milan hanya 4 hari setelah leg II. Perhatian Inter hanya fokus pada laga tersebut dan itu menguntungkan kami,” ucap sang kapten.

Promo Football5star 2

Rekor Unik Bayern Munich

Kini, berbekal kekalahan 1-2 di kandang sendiri, Bayern Munich tentu berharap Miracle of Milan kembali terulang. Namun, situasinya terbilang berbeda. Secara khusus, tak terdengar pompaan semangat dari manajemen tim dan pelatih. Pada konferensi pers, Vincent Kompany tidak seperti Jupp Heynckes.

Terlepas dari hal itu, harapan Bayern untuk mengulang keajaiban di San Siro bukan tanpa modal. Setidaknya, mereka punya satu rekor unik. Sepanjang sejarah, mereka selalu menang setiap kali melawat ke San Siro untuk menghadapi Inter. Selain pada 7 Desember 1988 itu, mereka juga melawan I Nerazzurri di sana pada 3 kesempatan lain.

Stadion San Siro bersahabat bagi Bayern Munich saat melawan Inter Milan.Getty Images

Menariknya, Bayern justru menuia hasil berkebalikan saat melawat ke San Siro untuk menghadapi seteru abadi Inter, yakni AC Milan. Mereka tak pernah mampu meraih kemenangan. Dalam 5 lawatan, Die Roten selalu kalah pada 4 kesempatan awal dan hanya imbang pada lawatan terakhir.

Catatan apik itu tentunya jadi modal tersendiri bagi Bayern Munich pada laga leg II perempat final Liga Champions 2024-25 nanti. Beda masa, beda pula situasi dan kondisinya. Namun, faktor-faktor nonteknis seperti ini terkadang jadi penentu dan jadi bumbu tersendiri di sepak bola.

Read Entire Article