ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – All English Finals akhirnya benar-benar terjadi di Liga Europa 2024-25. Manchester United akan bersua Tottenham Hotspur pada laga puncak di Stadion San Mames, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB. Kedua klub itu berjaya pada dua laga semifinal saat menghadapi lawan masing-masing.
Man. United lolos ke final dengan kemenangan agregat 7-1 atas Athletic Bilbao. Pada leg I, Bruno Fernandes cs. menang 3-0 di kandang lawan, lalu menang lagi dengan skor 4-1 pada leg II di kandang sendiri. Adapun Tottenham menang agregat 5-1 atas FK Bodo/Glimt. Mereka menang 3-1 pada leg I di kandang sendiri dan lantas meang 2-0 pada leg II di kandang lawan.

Ini bukan all English finals pertama di Liga Europa. Jika ditarik hingga saat ajang ini masih bernama Piala UEFA, ini adalah kali ketiga. Sebelumnya, pertemuan dua klub Inggris pada laga final tersaji pada musim pertama, yakni 1971-72. Hal serupa terulang kembali pada 2018-19 saat ajang ini sudah bernama Liga Europa.
Pada final Piala UEFA 1971-72, dua klub Inggris yang bersua adalah Tottenham dan Wolverhampton Wanderers. Hasilnya, The Lilywhites menang agregat 3-2. Mereka menang 2-1 pada leg I dan imbang 1-1 pada leg II. Sementara itu, final Liga Europa 2018-19 menautkan Arsenal dengan Chelsea. Dalam laga final, The Blues menang telak 4-1.

Keunikan All English Finals
Kepastian all English finals pada Liga Europa 2024-25 jadi catatan tersendiri. Kepastian Manchester United bersua Tottenham Hotspur membuat Inggris sejajar dengan Italia. Sebelumnya, hanya Italia yang pernah menghadirkan dua klub di partai puncak ajang ini. Itu terjadi pada 1989-90, 1994-95, dan 1997-98.
Inggris meninggalkan Spanyol yang sempat menghadirkan all Spanish finals dengan pertemuan Sevilla vs Espanyol pada 2006-07 dan Atletico Madrid vs Athletic Bilbao pada 2011-12. Negara lain yang juga sempat menghadirkan dua wakil di final adalah Jerman pada 1979-80 dan Portugal pada 2010-11.

Dari hasil 2 pertemuan sesama klub Inggris di final, ada catatan unik. Bila diperhatikan, dua final itu sama-sama menghasilkan 5 gol. Bedanya, pada 1971-72, pertemuan Tottenham Hotspur vs Wolverhampton Wanderers berlangsung dalam format 2 leg, kandang dan tandang. Adapun laga Chelsea vs Arsenal pada 2018-19 berlangsung dalam format single match.
Kesamaan lainnya, pada 2 final itu ada pemain yang mencetak brace. Pada 1971-72, ada Martin Chivers yang memborong 2 gol Tottenham saat menang 2-1 di kandang Wolves. Adapun pada final Liga Europa 2018-19 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan,, sosok pencetak brace adalah Eden Hazard.

Kontradiksi Komposisi Pemain
Keunikan all Englsih finals di Liga Europa tak berhenti di sana. Pada 2 edisi terdahulu, sang pemenang adalah tim yang memiliki posisi lebih baik di klasemen akhir Liga Inggris. Secara kebetulan, final Piala UEFA 1971-72 dan Liga Europa 2018-19 memang berlangsung setelah Liga Inggris berakhir.
Di klasemen akhir Divisi I 1972-73, Tottenham berada di peringkat ke-6 denngan 51 poin, sedangkan Wolves di posisi ke-9 dengan 47 poin. Sementara itu, di klasemen akhir Premier League 2018-19, Chelsea finis di posisi ke-3. Mereka berada di atas Arsenal yang mengakhiri musim di tangga ke-5. Kedua tim hanya terpaut 2 poin.

Selain beberapa kesamaan itu, ada pula hal yang kontradiktif. Pada final Piala UEFA 1971-72, seluruh pemain yang diturunkan Tottenham dan Wolves berasal dari Kepulauan Britania alias dari Britania Raya dan Irlandia. Pada masa itu, pemain asing dari luar Kepulauan Britania memang langka.
Hal berkebalikan terjadi pada final Liga Europa 2018-19. Ketika itu, pemain asing sangat dominan. Starting XI Chelsea sepenuhnya diisi pemain asing, sementara starting XI Arsenal hanya mengikutkan satu pemain lokal, yakni Ainsley Maitland-Niles. dari bangku cadangan pun, hanya ada 2 pemain lokal yang kemudian masuk, yakni Ross Barkley di kubu the Blues dan Joe Willock di kubu The Gunners.
Kontradiksi komposisi pemain pada 2 edisi all English finals itu berimbas pada pencetak gol. Pada 1971-72, seluruh gol dicetak pemain Britania Raya. Empat gol dilesakkan pemain Inggris dan 1 gol dibuat pemain Skotlandia. Adapun pada 2018-19, seluruh gol dicetak pemain asing. Selain Eden Hazard (Belgia) yang membuat brace, ada Olivier Giroud (Prancis), Pedro Rodriguez (Spanyol), dan Alex Iwobi (Nigeria).