ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Ada banyak hal yang menjadi sorotan pada final Liga Europa 2024-25 di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB. Salah satunya adalah sosok wasit Felix Zwayer. Banyak pihak, terutama media massa, sinis menyikapi putusan UEFA menunjuk wasit Jerman itu untuk memimpin laga Tottenham Hotspur vs Manchester United.
Tak sedikit media yang menilai putusan UEFA itu kontroversial karena Zwayer adalah sosok dengan masa lalu kelam. Dia sempat tersandung kasus pengaturan skor yang dilakukan wasit Robert Hoyzer pada 2 dekade silam. Bagi sebagian orang, itu adalah noda yang tak bisa dihapus. Di mata mereka, meskipun sudah berlalu 20 tahun, Zwayer tetaplah seorang penjahat.

Hal itu pula yang dipegang Manuel Graefe, senior Zwayer di duna perwasitan. “Seseorang yang menerima uang dan menutupi manipulasi yang dilakukan Hoyzer selama setengah tahun lamanya tak seharusnya menjadi wasit di sepak bola profesional,” ucap dia pada 2021 seperti dikutip Football5Star.net dari Die Zeit.
Akan tetapi, Graefe dan orang-orang yang percaya karier Felix Zwayer seharusnya sudah tamat tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam pengadilan, tak ada bukti yang menunjukkan adanya keterlibatan Zwayer dalam skandal pengaturan skor oleh Hoyzer. Dia hanya bersalah karena tak segera memberitahukan hal itu kepada pihak berwenang.

Bonus dari DFB
Bagi Manuel Graefe, fakta Felix Zwayer masih menjadi wasit dan bahkan kian meroket dengan memimpin laga di pentas internasional dan Liga Champions adalah bonus dari Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB). Bagaimanapun, menurut dia, DFB adalah pihak yang mempromosikan Zwayer kepada UEFA dan FIFA.
Terlepas dari hal itu, tidak adil bila Zwayer tak diberi kredit atas kemajuan kariernya saat ini. Bukankah tidak mudah untuk melanjutkan karier, bahkan hidup, dan membangun reputasi setelah tersandung kasus besar seperti Skandal Robert Hoyzer? Patut dicatat juga, Zwayer pada 2012 dipromosikan sebagai wasit FIFA dan terpilih sebagai wasit terbaik Jerman pada 2014.

“Melalui pemilihan ini, Komite Wasit Elit ingin memberikan penghargaan terhadap performa wasit di tingkat nasional. Felix Zwayer telah menunjukkan perkembangan luar biasa dan sangat menyakinkan dalam banyak pertandingan sulit pada musim lalu (2013-14). Dia punya potensi untuk menjadi wasit kelas dunia,” ujar Herbert Fandel yang kala itu menjabat Ketua Komite Wasit DFB.
Itu adalah pengakuan tersendiri dari para wasit lain di Jerman. Pasalnya, pemilihan wasit terbaik dilakukan dengan pemungutan suara yang melibatkan seluruh wasit. Patut dicatat, dari 2013 hinga 2016, hanya ada satu wasit lain yang mendapatkan penghargaan serupa. Dia adalah Dr. Felix Brych yang pada 2025 mengakhiri kariernya sebagai wasit.

Karier Felix Zwayer Terus Meroket
Perjalanan karier Felix Zwayer kian moncer. Dia kian sering dipercaya memimpin laga-laga penting. Pada 2017, dia mewasiti laga Borussia Dortmund vs Bayern Munich pada Piala Super Jerman. Setahun kemudian, dia memimpin final DFB Pokal 2017-18 saat Eintracht Frankfurt menang 3-1 atas Bayern.
Kepercayaan juga datang dari asosiasi sepak bola negara lain. Pada 2019, Zwayer ditunjuk mewasiti partai final Piala Yunani yang menautkan AEK Athens dan PAOK. Berikutnya, dia memimpin pertarungan Spanyol vs Kroasia pada final UEFA Nations League A 2022-23. Partai itu berakhir 0-0 dalam 120 menit, lalu Spanyol menang 5-4 dalam adu penalti.

Kini, wasit yang baru berulang tahun ke-44 pada 19 Mei lalu itu akan memimpin final Liga Europa 2024-25. Dia tentu saja senang dipercaya UEFA mewasiti laga Tottenham Hotspur vs Manchester United di San Mames. “Ditugasi memimpin final adalah hal besar. Ini impian dalam karier wasit mana pun,” kata dia dalam wawancara di laman resmi UEFA.
Lebih lanjut, Zwayer berujar, “Bertanggung jawab untuk laga besar dan mendapatkan kepercayaan dari Komite Wasit UEFA adalah sesuatu yang sangat penting. Ada tekanan, tapi juga ada semacam rasa senang yang membuat saya lebih percaya diri. Ada perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan, tapi ini momen yang sangat istimewa.”