ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Kekalahan 0-1 yang dialami AC Milan dari Bologna pada final Coppa Italia 2024-25, Kamis (15/5/2025) dini hari WIB sangat menyesakkan bagi Sergio Conceicao. Dia merasa I Rossoneri gagal juara hanya karena kurang beruntung. Sebaliknya, I Rossoblu meraih trofi hanya berkat sebuah keberuntungan saat mencetak gol tunggal lewat Dan Ndoye pada menit ke-53.
Dalam laga yang berlangsung di Stadio Olimpico itu, Milan sebetulnya lebih diunggulkan. Salah satu sebabnya, mereka menang 3-1 atas Bologna pada laga giornata ke-36 Serie A yang berlangsung 5 hari sebelumnya. I Rossoneri pun hampir unggul andai tak ada penyelamatan ganda dari Lukasz Skorupski pada menit ke-11.

“Babak pertama sebetulnya seimbang. Kami punya beberapa peluang untuk mencetak gol dan bisa unggul pada laga-laga seperti ini adalah hal penting,” urai Sergio Conceicao seperti dikutip Football5Star.net dari Football Italia. “Saya akui kami seharusnya tampil lebih baik pada babak kedua. Bologna punya keberuntungan dengan gol yang dicetak.”
Meskipun demikian, pelatih asal Portugal itu tetap angkat topi buat Bologna. “Bukan maksud saya merendahkan Bologna yang telah tampil bagus untuk meraih trofi, tapi setelah gol itu, hanya ada sedikit sepak bola yang dimainkan,” ujar dia. “Pada akhirnya, saya harus memberi selamat kepada Bogna karena telah bermain baik, sementara kami kekurangan sesuatu.”

Sergio Conceicao Enggan Salahkan Wasit
Lebih lanjut, Sergio Conceicao bicara soal kepemimpinan wasit Maurizio Mariani. Dia menilai ada beberapa putusan wasit yang terasa merugikan AC Milan. Salah satu yang paling krusial adalah saat Lewis Ferguson terlibat duel dengan Christian Pulisic pada akhir babak pertama. Dalam pandangannya, Ferguson seharusnya diganjar kartu kuning kedua.
Meskipun demikian, dia tak mau menjadikan itu sebagai kambing hitam. “Saya tak mau mencari-cari alibi dengan wasit. Memang ada dua atau tiga situasi kontroversial, tapi saya tak mau menjadikan itu sebagai dalih. Kami seharusnya bisa bermain lebih baik, terutama pada babak kedua,” kata pelatih yang datang sebagai pengganti Paulo Fonseca tersebut.

Conceicao pun tak ingin I Rossoneri berlama-lama meratapi kegagalan di final Coppa Italia. Meskipun sangat menyesakkan, itu harus segera dilupakan dan berbagai pelajaran harus dipetik untuk menjalani laga-laga ke depan. Secara khusus, dia ingin semua fokus ditujukan pada laga melawan AS Roma pada giornata ke-37 Serie A.
“Kami telah menjuarai Supercoppa (Italiana) dan lolos ke final Coppa Italia. Sekarang, kami akan coba mengakhiri musim dengan terhormat. Sampai jumpa Minggu nanti di Roma dalam pertandingan yang menentukan (kelolosan ke Liga Champions musim depan),” ucap pelatih berumur 50 tahun itu.
