AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon dengan 'Tiket Apapun yang Tersedia'

1 month ago 20
ARTICLE AD BOX

Washington DC -

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dengan 'tiket apa pun yang tersedia'. AS mendesak warganya pergi dari Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Dilansir BBC, Minggu (4/8/2024), imbauan tersebut menyusul peringatan serupa dari Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy yang mengatakan situasi regional 'dapat memburuk dengan cepat'.

Iran telah bersumpah untuk melakukan pembalasan 'keras' terhadap Israel yang disalahkan atas kematian Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada hari Rabu (31/7). Pembunuhannya terjadi beberapa jam setelah Israel membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan didukung Iran dikhawatirkan memainkan peran besar dalam pembalasan semacam itu. Hal itu diprediksi dapat memicu tanggapan serius Israel.

Hizbullah telah meluncurkan puluhan roket ke kota Beit Hillel di Israel utara sekitar pukul 00.25 waktu setempat hari ini. Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel mencegat roket tersebut.

Tidak ada laporan korban jiwa atas serangan itu. Kementerian Luar Negeri Yordania juga telah mengeluarkan saran kepada warganya, memberi tahu mereka yang berada di Lebanon untuk segera pergi dan memperingatkan yang lain untuk tidak bepergian ke sana.

Kanada juga telah memperingatkan warganya untuk menghindari perjalanan ke Israel, di samping saran yang ada untuk tidak pergi ke Lebanon, karena 'situasi dapat memburuk lebih lanjut tanpa peringatan' di wilayah tersebut. Kedutaan Besar AS mereka yang memilih untuk tinggal di Lebanon harus 'mempersiapkan rencana darurat' dan bersiap untuk 'berlindung di tempat untuk jangka waktu yang lama'.

Beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan dan membatalkan penerbangan serta banyak yang telah kehabisan tiket. Tetapi, 'pilihan transportasi komersial untuk meninggalkan Lebanon tetap tersedia'.

Pentagon mengatakan pihaknya mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan ke wilayah tersebut untuk membantu mempertahankan Israel dari kemungkinan serangan oleh Iran dan proksinya. Inggris mengatakan pihaknya mengirim personel militer tambahan, staf konsuler, dan pejabat pasukan perbatasan untuk membantu evakuasi apa pun - tetapi mendesak warga Inggris untuk meninggalkan Lebanon 'sementara penerbangan komersial masih berjalan'.

Dua kapal militer Inggris sudah berada di wilayah tersebut dan Angkatan Udara Kerajaan telah menempatkan helikopter pengangkut dalam keadaan siaga. Menlu Lammy mengatakan bahwa 'tidak ada yang berkepentingan jika konflik ini menyebar ke seluruh wilayah'.

Dalam panggilan telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Baqeri Kani mengatakan Iran 'tidak diragukan lagi akan menggunakan haknya yang sah dan hakiki' untuk menghukum Israel. Pada Jumat (2/8), seorang penyiar di TV pemerintah Iran memperingatkan 'dunia akan menyaksikan kejadian yang luar biasa'.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan warga Israel bahwa 'hari-hari yang penuh tantangan akan segera tiba. Kami telah mendengar ancaman dari semua pihak. Kami siap menghadapi skenario apa pun'. Ketegangan antara Israel dan Iran awalnya meningkat dengan tewasnya 12 anak-anak dan remaja dalam sebuah serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Israel menuduh Hizbullah dan bersumpah akan melakukan pembalasan yang "keras", meskipun Hizbullah membantah terlibat. Beberapa hari kemudian, komandan senior Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan udara Israel yang ditargetkan di Beirut. Empat orang lainnya, termasuk dua anak-anak, juga tewas.

Beberapa jam setelah itu, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Iran. Haniyeh berkunjung untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Pada upacara pemakaman Haniyeh, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin doa. Dia pun bersumpah Israel akan menerima 'hukuman berat' atas pembunuhan tersebut.

Simak juga Video: Sederet Tuntutan Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS

[Gambas:Video 20detik]

(haf/imk)

Read Entire Article