Baku Hantam di Parlemen Turki Usai Politisi Oposisi Dicopot

1 month ago 6
ARTICLE AD BOX

Ankara -

Puluhan anggota parlemen Turki terlibat baku hantam saat sidang parlemen berlangsung pada Jumat (16/8) waktu setempat. Baku hantam terjadi ketika perdebatan berlangsung membahas pencopotan politisi oposisi yang dipenjara dan dicabut kekebalan parlementernya tahun ini.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/8/2024), keributan yang diwarnai pergulatan fisik antar anggota parlemen berlangsung selama 30 menit di dalam ruang sidang parlemen Turki pada Jumat (16/8) waktu setempat. Sedikitnya dua anggota parlemen luka-luka dalam insiden tersebut, yang memaksa sidang ditunda.

Para anggota parlemen akhirnya kembali ke ruang sidang dan melakukan pemungutan suara, yang hasilnya menolak langkah kubu oposisi untuk mengembalikan mandat parlemen bagi Can Atalay, seorang anggota parlemen dari oposisi yang juga berprofesi sebagai pengacara dan aktivis hak asasi manusia (HAM).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atalay memenangkan kursi parlemennya dalam pemilu tahun lalu setelah berkampanye dari balik jeruji besi tempat dia ditahan. Dia merupakan salah satu dari tujuh terdakwa yang divonis hingga 18 tahun penjara tahun 2022 lalu dalam sidang kontroversial.

Kekacauan di dalam parlemen terjadi setelah salah satu anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, Alpay Ozalan, menyerang seorang anggota Partai Pekerja Turki (TIP), Ahmet Sik, yang mengutuk perlakuan pemerintah terhadap Atalay.

"Tidak mengherankan jika Anda menyebut Atalay sebagai teroris," ucap Ahmet Sik terhadap Ozalan.

"Semua warga negara harus mengetahui bahwa teroris terbesar di negara ini adalah orang-orang yang duduk di kursi tersebut," imbuhnya, merujuk pada mayoritas anggota parlemen dari partai berkuasa.

Laporan jurnalis AFP yang ada di dalam ruang sidang parlemen Turki menyebut Ozalan, yang seorang mantan pesepakbola, berjalan ke arah mimbar dan mendorong Ahmet Sik hingga terjatuh ke lantai.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article