Palestina Usai Haniyeh Tewas: Imam Al Aqsa Ditangkap, Perang Membayang

1 month ago 15
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Usai kematian Ismail Haniyeh, kondisi Palestina masih belum membaik. Israel masih mengancam, gencatan senjata belum juga terwujud. Bahkan, pemimpin keagamaan ditangkap.

Gencatan senjata, meski sering dibicarakan, namun belum terwujud di Gaza. Seolah tidak ada yang bisa menghentikan agresi Israel di lokasi itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengamati hal ini dan menyampaikannya ke Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Kantor kepresidenan Turki mengatakan Erdogan memberi tahu Biden bahwa pemerintah Israel telah menunjukkan keengganannya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza "di setiap langkah".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang membayang

Di sisi lain, ada potensi konflik yang menyusul. Hizbullah di Lebanon mulai meluncurkan roket ke wilayah pendudukan Israel yakni Dataran Tinggi Golan. Aksi Hizbullah dimaksudkan sebagai serangan balasan atas kematian pemimpinnya gara-gara serangan Israel, hampir berbarengan dengan kematian Haniyeh di Iran pada 31 Juli lalu.

Amerika Serikat (AS) juga menambah panas saja situasi di Palestina, bahkan Timur Tengah pada umumnya. Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan militer Amerika Serikat untuk mengerahkan "aset-aset pertahanan" baru di Timur Tengah.


Ini dilakukan setelah Iran dan kelompok Hizbullah bersumpah untuk membalas dendam terhadap Israel dan "mereka yang berada di balik" pembunuhan dua petinggi Hizbullah dan Hamas tersebut. Sebagai catatan, Iran memang pernah meluncurkan roket-roket balas dendam ke Israel pada waktu lalu. AS agaknya bakal melindungi Israel dari ancaman-ancaman balasan pihak pro-Palestina dan proksi Iran.

"Amerika Serikat akan memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah dengan mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan untuk melindungi personel AS dan mempertahankan Israel di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, kata Pentagon pada hari Jumat dilansir AFP, Sabtu (3/8/2024).

Kelompok penyerang kapal induk yang dipimpin oleh kapal induk USS Abraham Lincoln akan menggantikan kelompok yang dipimpin oleh kapal induk USS Theodore Roosevelt di kawasan itu.

"Departemen Pertahanan terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau mitra dan proksi Iran," kata wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh dalam sebuah pernyataan.

"Sejak serangan mengerikan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, Menteri Pertahanan telah menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat akan melindungi personel dan kepentingan kami di kawasan tersebut, termasuk komitmen kuat kami untuk membela Israel," sambungnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga memerintahkan pengiriman kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik tambahan ke Timur Tengah. Dia juga meminta satu skuadron tempur baru ke Timur Tengah.

Selanjutnya, dampak ke gencatan senjata di Gaza:

Simak Video: Israel Serang Sekolah di Gaza, 17 Warga Palestina Tewas

[Gambas:Video 20detik]

Read Entire Article