Polisi India Buka Suara soal '150 Mg Sperma' Terkait Dokter Diperkosa-Dibunuh

1 month ago 49
ARTICLE AD BOX

New Delhi -

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan mengerikan terhadap dokter wanita yang sedang beristirahat di rumah sakit terjadi di India. Polisi India pun menjadi sorotan karena dianggap lambat dalam pengusutan kasus yang memicu kemarahan hingga mogok kerja massal oleh dokter di India tersebut.

Dilansir BBC, Times of India dan NDTV, Minggu (18/8/2024), pemerkosaan dokter magang wanita berusia 31 tahun itu mengejutkan India dan memicu kemarahan publik. Tubuh korban ditemukan di aula seminar di RG Kar Medical College pekan lalu dalam kondisi setengah telanjang dan luka parah.

Korban dilaporkan pergi ke aula itu untuk beristirahat usai menjalani sif kerja 36 jam. Polisi telah menangkap seorang pekerja sukarela di rumah sakit tersebut dan kasus telah dilimpahkan dari kepolisian setempat ke CBI India usai ramai protes karena penanganan kasus yang lambat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerkosaan dan pembunuhan dokter tersebut juga telah memicu aksi mogok nasional oleh dokter di India. Lebih dari satu juta orang diperkirakan akan bergabung dalam aksi mogok tersebut.

Rumah sakit dan klinik di India telah menolak pasien yang tidak dalam kondisi darurat. Indian Medical Association (IMA) menggambarkan pembunuhan dokter tersebut sebagai 'kejahatan berskala biadab karena kurangnya ruang aman bagi perempuan' dan meminta dukungan negara dalam 'perjuangannya untuk keadilan'.

Presiden IMA, RV Asokan, mengatakan para dokter telah menderita dan memprotes kekerasan selama bertahun-tahun. Dia mengatakan pemerkosaan dan pembunuhan dokter di rumah sakit ini 'berbeda secara kualitatif'.

"Jika kejahatan semacam itu dapat terjadi di perguruan tinggi kedokteran di kota besar, itu menunjukkan di mana-mana dokter tidak aman," katanya.

Dokter di beberapa rumah sakit pemerintah telah mengumumkan mereka menghentikan prosedur elektif (operasi nondarurat) tanpa batas waktu sejak awal pekan ini. IMA juga mengeluarkan daftar tuntutan termasuk penguatan hukum untuk melindungi staf medis dari kekerasan, meningkatkan tingkat keamanan di rumah sakit dan menciptakan ruang aman untuk beristirahat.

Mereka menyerukan 'investigasi yang cermat dan profesional' atas pembunuhan dan penuntutan mereka yang terlibat dalam vandalisme, serta kompensasi bagi keluarga wanita tersebut. Lebih banyak insiden pemerkosaan telah menjadi berita utama di India sejak kematian dokter tersebut dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah mengatakan bahwa 'perilaku mengerikan terhadap wanita harus dihukum berat dan segera'.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article