Serangan Roket di Pangkalan Militer Irak Lukai 5 Tentara-2 Kontraktor AS

1 month ago 24
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Serangan roket di pangkalan di Irak melukai tujuh warga Amerika Serikat (AS). Di antaranya lima tentara dan dua kontraktor AS.

Dilansir AFP, Rabu (7/8/2024), tembakan roket itu adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan yang menargetkan pangkalan Ain al-Assad. Pangkalan ini memang menampung pasukan Amerika serta personel lain dari koalisi pimpinan AS melawan kelompok jihadis ISIS.

"Lima anggota layanan AS dan dua kontraktor AS terluka dalam serangan itu," kata pejabat pertahanan AS yang tidak mau disebutkan namanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima dari yang terluka dirawat di pangkalan sementara dan dua telah dievakuasi untuk perawatan lebih lanjut. Pejabat setempat memaasikan semuanya dalam kondisi stabil.

Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris diberi pengarahan tentang serangan itu pada hari sebelumnya, kata Gedung Putih.

"Mereka membahas langkah-langkah yang kami ambil untuk mempertahankan pasukan kami dan menanggapi setiap serangan terhadap personel kami dengan cara dan tempat yang kami pilih," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan Pentagon mengenai panggilan telepon antara Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan mitranya dari Israel Yoav Gallant menggambarkan serangan roket tersebut sebagai serangan milisi yang berpihak pada Iran terhadap pasukan AS.

Unit media keamanan pemerintah Irak mengatakan bahwa pasukan negara tersebut telah menyita sebuah truk berisi delapan roket yang siap diluncurkan. Kini pihaknya sedang mengejar para pelaku serangan terhadap pangkalan militer tersebut.

Mereka menegaskan kembali bahwa sangat keberatan terhadap segala bentuk agresi, baik dari dalam maupun luar Irak, terhadap wilayah, kepentingan, dan target Irak.

"Kami menolak semua tindakan sembrono terhadap pangkalan Irak, misi diplomatik, dan lokasi penasihat koalisi internasional, serta segala hal yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut atau menyeret Irak ke dalam situasi berbahaya," katanya.

(azh/azh)

Read Entire Article