Viral Gadis Diperkosa Bergilir di Tanzania, 4 Pelaku Ditangkap

1 month ago 10
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Polisi Tanzania mengatakan bahwa mereka telah menangkap empat tersangka atas pemerkosaan massal terhadap seorang gadis yang direkam dan diunggah di media sosial. Video pemerkosaan itu kemudian viral.

Dilansir AFP, Sabtu (10/8/2024), kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan kemarahan atas penyerangan dan video vulgar tersebut. Mereka menuntut agar para pelaku ditangkap dan diadili.

Polisi bergerak melakukan penyelidikan. Empat pelaku kemudian ditangkap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah menangkap empat orang yang merencanakan dan melakukan kekerasan tersebut," kata juru bicara polisi Tanzania David Misime dalam sebuah pernyataan.

"Penyelidikan kami masih berlangsung karena kami juga terus memburu dua tersangka lainnya yang masih bersembunyi," tambahnya.

Misime mengatakan polisi telah melacak gadis yang diperkosa itu. Korban saat ini mendapatkan pendampingan.

"Saat ini dia menerima layanan dukungan yang diperlukan, termasuk konseling psikologis, di tempat yang aman," jelasnya.

Insiden ini pertama kali terungkap ketika Boniface Jacob, mantan Wali Kota Ubungo, sebuah distrik di ibu kota komersial Dar es Salaam, mengunggahnya di X pada tanggal 4 Agustus terkait pemerkosaan itu. Dia menandai Presiden Samia Suluhu Hassan dan kepolisian nasional.

Ia mengatakan para penyerang diyakini sebagai anggota angkatan bersenjata Tanzania, tetapi hal ini tidak dapat diverifikasi.

Misime mengatakan beberapa orang lain juga telah ditangkap karena menyebarkan video atau mengunggah informasi palsu mengenai insiden tersebut, termasuk mengatakan bahwa korban dan ibunya telah meninggal.

Setelah video tersebut muncul, polisi meminta masyarakat untuk tetap tenang. Polisi meminta warga mempertimbangkan apa yang mereka unggah di media sosial.

Msichana Initiative, sebuah organisasi yang mengadvokasi hak-hak anak perempuan di Tanzania, awal minggu ini mendesak polisi untuk mengambil tindakan atas apa yang digambarkannya sebagai 'tindakan brutal'.

"Kami juga mengutuk keras peredaran video yang terus-menerus yang terus mempermalukan gadis tersebut," katanya.

(lir/lir)

Read Entire Article